Minggu, 18 Agustus 2013

Kualitas Air DiSekitar Kita

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia. ( Sumber Wikipedia Indonesia)
Kebanyakan dari kita tidak menyadari penurunan kualitas air (terutama air untuk dikonsumsi) di lingkungan kita. Padahal jika penurunan kualitas air tersebut tidak kita segera sadari dan kita tidak mencari solusinya, bukan tidak mungkin pada masa yang akan datang air (terutama air bersih) akan menjadi sesuatu yang sangat mahal. Atau mungkin (bukannya saya menakut-nakuti) pada masa yang akan datang, air putih murni tidak dijumpai lagi. Yang ada air konsumsi utama kita seperti ini

Jika saya amati lebih lanjut, penurunan kualitas air disekitar kita perlahan namun pasti ada dampaknya bagi kehidupan kita, khususnya berkaitan dengan perekonomian kita. Pernahkah kita membayangkan pada zaman dahulu ketika simbah kita masih muda dan masih gaul (ya kira-kira tahun 1950an-1970an) air minum yang dikonsumsi menggunakan Air A*ua *inisensoryaceritanya ? Pasti tidak. Karena pada zaman itu kualitas air masih sangat baik, bahkan air yang ada pada sumur-sumur pada zaman tersebut langsung bisa dikonsumsi tanpa harus dimasak/direbus terlebih dahulu (ini terlepas dari faktor ekonomi pada zaman tersebut yang memang belum sebaik pada masa sekarang). Masa kejayaan kualitas air ini bertahan sampai masa ayah saya tumbuh menjadi orang dewasa (soalnya babeh pernah cerita, kalo dulu waktu beliau sekolah kalo haus minumnya air sumur yang ada disamping rumah simbah, tapi sayangnya sumur itu telah dipensiunkan.....ya karena penurunan kualitas air tadi. Sangat disayangkan memang pensiunnya sumur legendaris tersebut). Inti dari uraian permasalah diatas adalah jika kualitas air disekitar kita masih sebagus pada masa itu, kita tidak perlu mengeluarkan uang untuk sekedar membeli air minum untuk dikonsumsi.
Kita bergeser kemasa selanjutnya, dimana kualitas air mulai terlihat penurunannya. hal ini ditandai dengan memasak terlebih dahulu air sumur yang dahulunya langsung bisa diminum. Memang hal ini terlihat sepele/hal kecil, tapi tetap terlihat bedanya kan?
Kita bergeser lagi ke masa selanjutnya,  (atau bisa dikatakan pada masa kini, mohon maaf saya tidak bisa menyebutkan tahun karena saya tidak hapal betul itu terjadi dimualai pada tahun berapa) dimana pada masa ini air sumur sudah tidak layak untuk dijadikan sebagai air konsumsi, walaupun harus dimasak terlebih dahulu. Kebanyakan air sumur hanya digunakan sebagai MCK saja. Akibat yang ditimbulkan pada masa ini adalah orang-orang mulai beralih menggunakan sumur bor (bukan sumur biasa) sebagai sumber air untuk dikonsumsi keluarga mereka. Bahkan beberapa orang/kalangan tertentu air yang digunakan sebagai konsumsinya sudah diperoleh dengan cara membeli air minum kemasan, baik itu air minum isi ulang biasa/air minum isi ulang yang ber branded.
Memang ini merupakan hal yang sepele dan hal kecil, tetapi bukankah hal-hal kecil tersebut yang dapat mempengaruhi kehidupan kita? Pertanyaan saya adalah jika kita tidak menyadari hal kecil seperti ini, mau minum apa nanti anak cucu kita? apa cuma mau minum Fanta, Bigcola karena kelangkaan air putih yang layak dikonsumsi? coba direnungkan kembali.